Minggu, 17 Januari 2016

Peranan fotografi Dalam Kehidupa


Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan berbagai banyak kelebihan dibanding makhluk lain. Salah satunya adalah manusia memiliki sifat rasa ingin tahu. Manusia selalu ingin mencari tahu segala yang ada didunia dan sekitarnya dan yang tak akan bisa di ulang dalam situasi dan kondisi yang sama. Hal ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Banyak momen penting yang dilalui oleh umat manusia, dan sadar atau tidak setiap momen yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu melibatkan sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu fotografi. Adapun pengertian dari fotografi itu sendiri di antaranya adalah “proses untuk menghasilkan gambar foto melalui tindakan cahaya. Pola-pola cahaya yang dipanculkan atau dipancarkan oleh objek-objek dirakamkan pada peralatan peka atau cip storan melalui menurut pendedahan tempoh tertentu. Proses ini dilaksanakan memalui peranti-peranti mekanik, kimia atau digital yang dikenal sebagai klamera” (wikipedia.org). sedangkan Amir hamzah sulaeman mengatakan bahwa “fotografi berasal dari dua kata yaiu foto dan grafi, foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jdai pengertian fotografi secara keseluruhan menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya” (1981;94).

Dengan fotografi banyak momen yang tidak hanya sekedar momen, banyak momen yang bisa berbicara dan menjadi fakta sejarah. Banyak orang yang melakukan kegiatan fotografi dengan memotret berbagai momen entah itu dengan kamera pocket, kamera SLR (Single Lense Reflex), atau bahkan dengan kamera handphone. Untuk menghasilkan dokumentasi gambar yang membingkai setiap momen nya. Contohnya momen-momen yang dilalui bersama keluarga. Maka semakin sering pula fotografi hadir disana. Kebersamaan bersama keluarga memang penting, dan lebih penting lagi apabila kita dapat mengabadikan setiap momennya secara runtut. Hal tersebut akan memberikan berjuta kenangan kelak disaat kita melihatnya kembali. Misalkan momen pernikahan, pernikahan merupakan hal yang sangat dinantikan oleh setiap orang, momen yang lebih serius adalh ketika tiba saatnya pernikahan tersebut. Penerapan fotografi dalam hal ini, teknik nya juga harus lebih serius. Karena momen yang diharapkan hanya sekali dalam seumur hidup dan tidak akan terulang. Maka dari itu harus bisa memberikan kenangan dalam kehidupan pasangan pengantin itu. Apa lagi jika proses pernikahannya dilakukan dengan adat daerah. Semakin banyak proses yang dilalui, maka semakin banyak momen yang harus di abadikan dan implikasinya semakin banyak foto digital yang dihasilkan. Banyak hal yang bisa diabadikan hingga menjadi momen kenangan yang tak terlupakan. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya apabila ilmu fotografi ini tidak ada sehingga tidak dapat mewarnai setiap periode kehidupan yang kita lalui.

Selain untuk mengabadikan berbagai macam momen, ilmu fotografi juga berperan dalam berbagai bidang yang menunjang kehidupan seperti dalam bidang kedokteran. Dalam ilmu bidang kedokteran fotografi berperan salah satunya untuk melakukan pemotretan terhadap dada dalam mendiagnosis tuberkulosis paru. Walaupun sampai sekarang ini penyakit tersebut belum bisa disembuhkan secara sempurna dan bahkan sebaliknya, jumlah penderita baru dari hari kehari semakin meningkat. Tetapi itu masalah fakta medis dilapangan, yang terpenting ilmu fotografi dalam hal ini dapat membantu untuk mengurangi penderita penyakit tersebut yaitu dengan menggunakan alat radiologi foto (foto thorax) atau sering disebut chest x-ray (CXR) hal tersebut merupakan proyeksi radiografi untuk mendiagnosis kondisi yang mempengaruhi throax (bagian tubuh yang tersusun dari tulang dada, ruas tulangf belakang, dan tulang rusuk. (wikipedia.org). secara umum peran fotografi dalam bidang kesehatan adalan: pertama untuk melihat abnormalitras kongnital (jantung vaskuler), kedua untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax), ketiga untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberkolosis) ke empat untuk memeriksa keadaan jantung, dan terakhir adalah untuk memeriksa keadaan paru-paru.


Fotografi juga berperan dalam perubahan sosial, dengan mengedepankan pesan yang disampaikan, historis dan penunjang akademis, jadi fotografi memiliki kepentingan dan maksud. Seperti menyatakan informasi atau perubahan. Dengan fotografi kita bisa menggambarkan sebuah fakta aktual beserta peristiwanya. Contohnya adalah foto jurnalistik. Masyarakat biasa pun bisa membuat bahkan bisa mengirimnya ke media. Sepanjang foto memenuhi kaidah jurnalistik dan memang layak untuk dimuat sebagai foto berita. Dalam hal ini kita bisa menggunakan fotografi untuk membuat atau memunculkan opini publik, bahkan dari hasil jepretan lensa ini banyak peristiwa yang dapat berbicara dan menimbulkan perubahan. Hal tersebut pernah dilakukan oleh salah seorang fotografer terkenal yaitu Jacob Rib, dia mendokumetasikan kehidupan brutal daerah kumuh New york pada tahun 1894. Juga pernah dilakukan oleh Lewis Hine yang mendokumetasikan lima ribu foto tentang buruh anak pada tahun 1908 sampai dengan 1921 untuk komite buruh anak nasional. Beliau juga melakukan dokumentasi terhadap jari tangan anak yang terpotong dan anak-anak yang harus tidur disekolah karena harus bekerja lembur. Hal itu semua merupakan sebuah bentuk keperdulian sosial.


Fotogarfi memiliki peranan dalam upaya kemajuan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia yang sangat penting. Misalkan dengan fotografi sebuah kejahatan bisa di ungkap sebagi pembuktian telah terjadinya suatu masalah yang dapat dijadikan informasi atau data untuk memperkuat pembuktian di pengadilan. Pemotretan ini biasanya dilakukan oleh aparat berwena semisal kepolisian, atau fotografer yang dimintai bantuannya untuk melakukan pemotretan terhadap seusatu kasus atau kejadian. Pemotretan biasanya dilakuan langsung di TKP (Tempat Kejadian Perkara) atau terhadap barang bukti yang ditemukan.


Foto sama juga dengan fakta yang mewakili segala proses sosial yang terjadi disuatu tempat. Sehingga fotografi bisa menjadi saksi dan kisah dalam kehidupan sosial masyarakat. Fotografi banyak berperan pula dalam fakta pembuktian sejarah. Pada setiap hal penting yang terjadi pada berbagai belahan dunia, secara runtut bisa mengabadikan peristiwa dari waktu ke waktu sehingga membuat fakta sejarah semakin berbicara. Seperti pada saat Presiden Republik Indonesia Bung Karno membacaka proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 yang sampai saat ini kita bisa melihat bagaimana kewibawaan Bung Karno ketika berpidato, hal tersebut berkat keberadaan fotografi yang membingkai setiapmomen sejarah yang terukir.


Fotografi sebagai penghilang stress, mungkin bagi beberapa orang yang kesehariannya sering bertemu dengan berbagai hal yang membuat suntuk seperti kemacetan, rutinitas dikantor, atau masalah keluarga. Berjalan dan belajar mengambil gambar mungkin bisa menjadi salah satu solusinya. Hunting foto bersama teman atau keluarga, atau menyelidik dunia dan menciptakan seni sejati, fotografi bisa menjadi hobi yang sangat hebat. Ketika kita berlatih melihat dunia melalui mata seorang fotografer, kita mungkin mulai melihat hal-hal yang berbeda. Hasil akhir tidak harus menjadi patokan. Tidak hanya apakah kita melihat hobi dan mengalihkan kegiatan untuk diri kita sendiri, tetapi kita melihat dunia sebagai tempat yang lebih indah dalam kehidupan sehari-hari kita.


Dengan fotografi kita bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, memilik kemampuan dalam mengoperasikan kamera adalah modal utama. Memang diperlukan proses untuk mahir menggunakan kamera dan kemahiran dalam mengoperasikan kamera ini bisa dilatih. Tetapi jam terbang yang bisa dijadikan patokan untuk seseorang mahir atau tidaknya. Maka dari itu diperlukan banyak latihan-latihan termasuk memperluas wawasan dengan membaca buku atau majalah yang banyak mengulas tentang fotografi itu sendiri. Segala hal bisa menjadi uang dengan fotografi termasuk kaitannya dengan komunikasi massa, fotografi begitu sangat berperan seperti dalam pembuatan poster atau baligo, postcard, brosur, leaflet, flayer dan sebagainya. Foto-foto ini biasanya digunakan untuk keperluan pameran dan penerangan masyarakat. Untuk menghasilkan foto-foto tersebut, biasanya fotografer disuatu lembaga atau institusi yang melakukan hunting langsung kepalangan. Jika instansi tersebut tidak memiliki fotografer yang mempuni, biasanya akan dicari fotografer dari luar, untuk melakukan pemotretan suatu permintaan. Juga berperan dalam kegiatan promosi seperti memasarkan rumah mewah, mobil dan sepeda motor, objek wisata, dan sebagainya. Mengingat pentingnya citera dan daya tarik suatu produk untuk menarik konsumen agar mau membeli, foto-foto untuk bahan pembuatan iklan biasanya dibuat sangat menarik dan sempurna, sehingga hanya beberapa gelintir fotografer saja yang mampu memotretnya.


Fotografi berperan juga dalam pembuatan bahan evaluasi misalkan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan anak. Sebelu seorang anak mengikuti program perbaikan gizi, si anak diukur tinggi dan berat badannya, setelah program berjalan enam bulan atau enam tahun, si anak difoto kembali sehingga terlihat hasilnya. Contoh lain misalkan ketika proyek baru dimulai, maupun didalam proses pelaksanaannya. Melalui foto-foto yang dibuat dalam kurun waktu tertentu akan dapat diketahui apakah pembangunan yang dibuat sesuai dengan rencana, atau melenceng, sehingga bisa cepat diperbaiki. Dari uraian diatas jelas bahwa bidang kegiatan fotografi sangat luas dan terbuka bagi para pemotret. Untuk menekuninya banyak sekali momen dalam setiap waktu yang bergulir dalam hidup dengan segala pirantinya, termasuk kamera foto. Sudah pasti, banyak momen terlewatkan sia-sia apabila Louis jacques Mande Daguerre tidak menemukan ilmu fotografi pada tahun 1830. Fotografi menjadi penting karena dapat menjadi bukti bahwa sesuatu benar-benar terjadi, menyimpan kenangan hidup, dan dapat menampilkan seseorang yang mereka sendiri tidak bisa melihatnya. Fotografi memberi peran besar dalam setiap momen hidup kita.



FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM KOMUNIKASI

Dalam ruanglingkup usaha penerangan ini, fotografi sebagai salah satu media komunikasi turut memegang peranan penting. Fotografi dapat dimanfaatkan sebagai media penerangan untuk menyampaikan informasi tentang manfaat dan pentingnya pembangunan, atau informasi tentang keberhasilan pembangunan serta manfaat yang dapat dinikmati masyarakat dari hasil pembangunan tersebut. Dengan kata lain fotografi disamping sebagai bahan penerangan, sekaligus ia dapat memotivasi masyarakat tentang pentingnya pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada mulanya pemanfaatan kamera foto terbatas pada obyek-obyek sasaran yang terbiasa terlihat mata, seperti gambar pemandangan, bangunan-bangunan dan sebagainya. Pada tahap berikutnya manuia makin menyadari, bahwa pameran foto dapat merekam obyek-obyek yang tidak dapat dilihat mata manusia.
Kesadaran akan manfaat fotografi turut membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam dunia astronomi, pemotretan satelit turut membantu memecahkan rahasia alam. Pemotretan bawah dasar laut, amat membantu bidang asenologi. Pemotretan tubuh manusia membantu bidang kedokteran. Foto kamera dapat pula dimanfaatkan untuk mendeteksi kelembaban awan yang berguna sebagai bahan ramalan cuaca, menditeksi kehidupan binatang untuk kepentingan biologi, atau untuk menditeksi polusi untuk kepentingan ekologi. Sekarang ini kita telah memasuki abad ruang angkasa. Dengan pengendalian jarak jauh planet mars telah berhasil difoto sebagai bahan penelitian yang berguna untuk mengungkapkan tabir rahasia yang menyelimuti planet tersebut.
Sebagai bahan penerangan, foto dapat berbicara seribu kata. Demikian ungkapan yang diberikan untuk menggambarkan manfaat foto sebagai media informasi. Sebuah foto mampu bercerita tentang kepadatan lalulintas di Jakarta, kehidupan remang-remang malam dikota-kota besar, atau keindahan pantai Sanur di Bali. Secara emosional sebuah foto dapat pula mengundang cucuran air mata, atau membawa kirta kedalam suasana yang mencekam, maupun yang mengundang gelak tawa.
Dalam penyampaian informasi media foto mempunyai keunggulan yang tidak dapat ditandingi media lainnya, terutama dalam kkebenaran dan orisinilitas suatu fakta. Di lain fihak fotografi bercerita secara universal dan dapat dimengerti oleh setiap orang tanpa membedakan tingkat pendidikan. Hal ini sangat memudahkan para komunikator dalam menyampaikan pesannya pada komunikan lewat media foto. Seseorang yang ingin mengetahui akibat perang yang terjadi di Irak, atau suksesnya pelaksanaan reboisasi digunung kidul, tidak harus pergi ketempat tersebut, melalui foto informasi tersebut dapat kita lihat dan rasakan.
Dengan memanfaatkan keterampilan dan penguasaan pembinaan kamera foto,foto tidak berfungsi hanya sebagai media informasi, tetapi dapat pula memotivasi penduduk untuk berbuat/bertindak sesuai dengan harapan komunikator. Miksalnya masalah-masalah yang timbul akibat penggundulan hutan, kebersihan lingkungan, .
Sebagaimana diketahui masalah-masalah nasionall yang perlu penganan secara berlanjut, misalnya masalah erosi karena penggundulan hutan, masalah kependudukan, transmigrasi, kesehatan, kurang gizi. Dengan memanfaatkan teknik fotografi, berbagai masalah tersebut dapat dievaluasi dalam foto sebagai bahan informasi/penerangan kepada masyarakat. Penyajian secara nyata, lebih-lebih yang langsung menyentuh penghidupan masyarakat akan dapat menumbhkan kesadaran masyarakat untuk turut terlibat mengatasi masalah tersebut.
NILAI INFORMASI SEBAGAI FOTO.
Sesungguhnya setiap foto mengandung nilai informasi yang terkandung dalam setiap foto tidaklah sama, walaupun obyek sasaran yang terekam didalam dua foto adalah sama, namun makna informasi yang terkandung didalamnya mungkin berbeda. Dihubungkan dengan kegiatan penerangan, atau bilamana foto dimanfaatkan sebagai media informasi dalam komunikasi, tentu diharapkan foto yang ditampilkan mempunyai nilai informasi yang kuat.
Alfred Eisentased, fotografer terkenal dari majalah LIFE mengatakan bahwa foto yang baik dan yang mempunyai nilai informasi yang kuat, adalah foto yang memuat rekaman suatu fakta dan dapat menginformasikan secara jelas dan tuntas tentang fakta itu sendiri. Dari penjelasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa foto yang baik adalah foto yang mengandung informasi tentang peristiwa/fakta yang terekam dalam foto. Dengan demikian apabila kita merekam obyek sasaran tentang kecelakaan lalulintas, atau kebakaran pasar, atau keindahan pantai Sanur di Bali, atau kehidupan nelayan di pagi hari, maka rekaman fakta tersebut harus memuat informasi terkuat tentang obyek sasaran tersebut.
Untuk membedakan foto yang bermakna informasi lemah dan informasi kuat, Dandy Irsad secara gambling memberikan contoh sebagai berikut : Seorang juru foto merekam sebuah pasar yang sedang terbakar. Hasil pemotretan tersebut, memuat rekaman tentang atap-atap kios yang sedang terbakarr dan kepulan asap yang menkjulang tinggi. Bila melihat foto tersebut seseorang pasti tahu bahwa informasi yang disampaikan adalah “tentang kebakaran”. Tapi foto tersebut belum mampu memberikan informasi tentang “apa yang terbakar”, dimana lokasi kebakaran. Bila dalam foto tersebut menampilkan took/kios yang penuh dengan barang dagangan yang sedang dimakan api dan dengan latar belakang bangunan kios lain yang mengalami nasib yang sama, serta ditambah dengan salah satu nama took atau nama pasar yang terbakar, informasi yang terekam dalam foto makin lengkap.
Di dalam teknik jurnalistik disebutkan didalam penyusunan suatu berita harus mampu menjawab pertanyaan 5 w + 1 H, yaitu Who, What, When, Where, Why, dan How. Didalam pengambilan foto lebih-lebih foto yang bermakna berita, promosi, bahan penerangan atau dokumentasi, kunci teknik jurnalistik tersebut dapat diterapkan. Secara utuh mungkin agak sulit didapatkan foto yang langsung menjawab 5 w + 1 H, tapi minimal foto-foto yang dihasilkan dapat menjawab beberapa diantara pernyataan tersebut. Dengan kata lain makin banyak pertanyaan yang dapat terjawab makin tinggi nilai informasi yang dikandung foto tersebut.
PERSIAPAN YANG PERLU :
Bagaimana usaha agar mendapatkan foto-foto yang baik. Nampaknya tidak ada suatu metode yang menjamin seseorang langsung menjadi seorang fotografer terkenal. Pengalaman merupakan guru yang baik. Hal ini nampaknya berlaku dalam bidang fotografi. Penguasaan pengetahuan teknik tentang fotografi ditambah dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan sendiri, ataupun pengalaman orang lain, merupakan kunci yang dapat membawa kesuksesan. Fotografer terkenal masa kini, tidak muncul begitu saja. Tapi dilahirkan dari suatu proses yang ditunjang pengetahuan, pengalaman, dan ketekunan.
Secara teknis seorang calon fotografer harus mengenal betul sifat-sifat kamera yang dipakai, yaitu mencakup pengaturan cahaya, pengaturan jarak, pengaturan focus, dan komposisi. Perlu diketahui pula, setiap lensa kamera mempunyai batas sudut pandangan sesuai dengan jenis lensa itu sendiri. Dengan mempelajari tataletak obyek sasaran, dan menghubungkan dengan luas sudut pandangan lensa, akan membantu untuk mendapatkan sudut pandangan terbaik. Perkiraan-perkiraan demikian akan menghasilkan foto terbaik.
Untuk membantu seorang calon fotografer dalam melaksanakan tugasnya, Alfred Einstaed menganjurkan agar sebelum pengambilan foto terlebih dahulu disusun suatu perencanaan yang matang. Perencanaan ini sangat membantu calon fotografer dalam mempersiapkan segala keperluan, serta penentuan obyek sasaran untuk mendapatkan foto yang baik.
Sebelum kamera dibidikan pada obyek sasaran, perlu dipertanyakan, informasi apakah yang ingin disampaikan, atau dijelaskan. Apakah informasi tersebut dapat divisualisaikan dalam foto. Kalau dapat obyek sasaran yang bagaimanakah yang cocok untuk menjelaskan informasi tersebut, damn sebagainya. Beberapa pertanyaan diatas dapat membantu kita dalam menentukan obyek sasaran yang akan direkam.
Sesungguhnya dalam pemilihan obyek tidak begitu banyak masalah, berbagai obyek terhampar dihadapan kita, misalnya tentang keindahan alam atau kesibukan manusia dipasar-pasar, para pekerja di pabrik, para nelayan di pagi hari. Dari berbagai pilihan tersebut, kita dapat menyusun suatu tema, misalnya untuk keperluan promosi keindahan alam Indonesia, kita diharapkan membuat suatu/beberapa foto yang kelak diharapkan memuat informasi tentang keindahan alam Indonesia sekaligus mengundang minat orang yang melihat foto untuk berkunjung ke Indonesia.
Setelah menetukan tema tentang”keindahan alam Indonesia”, maka selanjutnya perlu dipertanyakan promosi keindahan ini ditujukan untuk siapa, apakah turis asing atau domestik. Hal ini dipertegas kembali agar dari sana kita dapat menentukan lokasi sebagai obyek sasaran. Bila Informasi tentang keindahan alam Indonesia ditujukan untuk promosi turis asing, sebaiknya kita memilih daerah-daerah tertentu yang sudah dikenal sebelumnya, walaupun secara samar-samar misalnya kirta memilih daerah Bali sebagai obyek sasaran. Untuk mendapatkan obyek yang benar-benar sempurna tentang Bali, maka sebelumnya kita harus menguasai informasi tentang Bali, khususnya tentang alam lingkungannya. Pengetahuan informasi ini akan sangat membantu untuk menentukan lokasi sebagai obyek sasaran. Karena yang ditentukan adalah keindahan alam pulau Bali, maka kita mengiventaris daerah-daerah yang dianggap mempunyai nilai keindahan untuk daerah wisata, mulai dari daerah pengunungan sampai kedaerah pantainya. Dari hasil inventarisasi ini akan dengan mudah untuk menentukan obyek yang akan dijadikan sasaran. Bila telah ditentukan lokasi obyek sasaran, tidak lanjut kemudian adalah memahami medan sasaran. Pemahaman medan sasaran ini akan membantu untuk mendapatkan sudutpandangan yang terbaik.
Setelah mempelajari medan obyek sasaran, selanjutnya memperiapkan peralatan-peralatan teknis yang diperlukan, seperti jenis film, jenis-jenis lensa sesuai demgan keperluan. Dengan membiasakan penyusunan suatu perencanaan yang matang, maka diharapkan akan selalu mendapatkan foto yang baik, baik dalam arti keindahan ataupun baik dalam arti bermakna informasi yang kuat